Viral di TikTok salah seorang gadis di mana tampak menyebut sempat mengalami keluhan sakit telinga namun ternyata mengidap stroke. Skar, selaku pemilik akun tersebut, mengatakan bahwa pemicu utamanya merupakan lantaran terlalu sering memakai earphone yang menjadi pemicu radiasi.
“Ke RS karena kuping gue kurang dengar, pikir gue karena jarang bersihin kali ya. Ternyata kena stroke,” beber pemilik akun @urfavjavanese melansir detikcom, pada Selasa, 21 Juni 2022.
Gadis berusia 18 tahun itu juga sempat mengatakan bahwa dirinya yang jarang berolahraga dan beraktivitas di luar rumah diduga telah memicu stroke yang diidapnya. Berita viral merupakan salah satu informasi yang melengkapi rasa jenuh. Permainan slot yang seru dapat dimainkan agar tercapainya kesenangan dalam diri anda. Segera mainkan dan dapatkan keberuntungannya!

Dokter spesialis saraf dari RS Pondok Indah, yakni dr Rubiana Nurhayati, SpS menyatakan bahwa stroke memang sulit disadari sebab datang dengan tiba-tiba maupun tanpa gejala.
“Makannya disebut silent killer karena nggak ada tanda-tandanya mendadak, tiba-tiba baru bisa kita sebut stroke. Stroke tidak ada tanda-tanda khusus, kalau bahasa saya nggak pake permisi dia langsung terjadi,” bebernya melansir detikcom, pada Jumat, 17 Juni 2022.
Meskipun datang secara tiba-tiba, menurut dr Rubiana stroke sendiri dapat dicegah dengan cara mengetahui terkait faktor risikonya. Berita viral merupakan salah satu informasi yang melengkapi rasa jenuh. Permainan slot yang seru dapat dimainkan agar tercapainya kesenangan dalam diri anda. Segera mainkan dan dapatkan keberuntungannya!
dr Rubiana berpesan terhadap mereka yang khawatir akan terkena stroke di usia muda, segera lakukan pemeriksaan medis terutama untuk yang mempunyai anggota keluarga berisiko stroke serta menjaga pola hidup yang harus sehat.
“Stroke bisa karena genetik seperti riwayat keluarga ada yang stroke, atau ada yang penyakit kekentalan darah, dan autoimun di keluarga. Cuma kebanyakan pasien stroke karena kebiasaan hidup yang tidak dijaga,” ungkapnya.
“Jadi kita yang harus aware, carilah faktor risikonya. Periksa darah tinggi, kekentalan darah, kolesterol, perbaiki lifestyle, kalau sering sakit kepala lakukan MRI/MRA. Liat ada nggak risiko aneurisma atau kelainan pembuluh darah otak,” pungkasnya.